Mengapa kau tak
membalas cintaku
Dan mengapa engkau
abaikan rasaku
Atau kah mungkin hatiku
membeku
Hingga kau tak pernah
pedulikan aku
Cobalah mengarti keadaanku
Dan cobalah pahami keinginanku
Ku ingin engkau menjadi ……………
Tiba-tiba teman sekamar memenggil ku .
“mil, cepetan ke
jeding, nanti keburu di duluin orang low”. Katanya padaku yang tengah
menghayati lagu favoritku. Ia, lagu pujaan hati kangen band sedikit mengisahkan
masa-masa laluku.
“iya mbk “, jawabku
Langsung ku ambil
handuk dan bergegas berjalan menuju kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi aku
buru-buru mengambil sabun dan peralatan mandi yang lain. Cepat-cepat aku masuk
ke dalam kamar mandi , sebab jam sudah menunjukkan o6,00 wib.
««« ««« «««
Teng…………teng…………………teng…………….
Bunyi lonceng madrasah
terdengar hingga penjuru dunia, menjadikan semua siswa berhamburan keluar
menuju madrasah, para petugas osis telah berkeliling kamar untuk memeriksa para
siswa yang belum berangkat.
“kenapa belum berangkat
mbk” Tanya seorang anggota asis padaku
“gak
lihat ya, ini lagi sarapan” jawabku dengan santai.
Aku
memeng tarmasuk salah satu siswa yang suka telat saat berangkat ke sekolah,
kebiasaanku ini sering terjadi akibat antri mandi yang berkepanjangan.
Anggota osis, sebut saja Ayu. Dia hanya
memandangiku dengan pandangan tajam, berharap aku akan segera berangkat.
Setelah selesai sarapan aku merapikan buku. Tanpa meminta maaf aku tinggalkan
ayu sendiri di depan pintu kamarku , aku menuju madrasah yang terlihat begitu
sepi sebab semua siswa sudah masuk, ku bergegas menuju kelas yang sebentar lagi pelajaran akan dimulai.
Sesampainya di depan pintu ternyata
guruku sudah berada di dalam kelas.
“asalamu’alaikum”
ucapku dan aku langsung berdiri di depan
pintu
“waalaikum
salam” sahut teman-temanku
“maaf
bu, saya terlambat” dengan sedikit merasa bersalah
“kenapa
terlambat?” dengan senyuman yang sinis
“tadi
kamar mandinya antri bu, jadi saya terlambat” alasanku pada beliau yang sedikit
takut saat mengucapkan
“ya
sudah, silahkan duduk tapi ini untuk tang terakhi kalinya kamu terlambat”
pesannya panjang padaku
“iya
bu” jawabku.
Hatiku
senang sekali sebab alasanku diterima, dan dalam hati aku berkata “alhamdulilah
ya, aku bebas”, aku derjalan menuju kursiku.
Pelajaranpun telah dimulai , para siswa
memperhatikan dengan senang, namun ada juga siswa yang memandang ke luar kelas
melihat indahnya pemandangan, mungkin karena guruku ini hanya menulis, menulis
dan menulis di papan yang ada di depan, jadi anak-anak hanya memendang
kearahnya tanpa memehami apa yang disampaikannya.
Jam
menunjukkan 12,30 wib, pelajaranpun telah usai, anak-anak bergegas pulang untuk
mempersiapkan diri untuk menjalankan sholat dzuhur dan berangkat sekolah sore.
Namun
saat semua siswa pulang, aku sengaja tidak pulang kekamarku. Aku hanya duduk
didepan kelasku menanti lonceng sekolah sore terdengar. Aku memandangi anak
–anak yang sedang dijenguk keluarganya dari atas, mereka begitu gembira.
Dalam hatiku berkata “Kapan ya aku bisa
di jenguk seperti mereka”. Sudah hampir 2 tahun di pondok ini, namun orang
tuaku tak pernah menjengukku seperti anak-anak yang lain. Rasa iriku terhadap
mereka sangat besar, hingga tak terasa air mataku berlinang membasahi pipi.
“mbk
mil”, dari kejauhan lina teman sekelasku memanggil
Sontakn
ku hapus air mataku , dan ku berpaling kearahnya.
“kanapa”,
sahutku pelan
“udah
hafal belum?”, tannyanya padaku
“nanti
setoran imrithi ta?”, jawabku dengan sedikit terkejut
“iy
mbk, nanti kita maju 2 bab” jelasnya
Sontak
langsung ku ambil imrithi yang ada di kelas dan segera menghafalnya, aku
benar-banar lupa kalau hari ini aka nada setoran hafalan imrithi
“makasih
dah ingatkan”, kataku pelan padanya
Aku hafalkan kuat-kuat dalam hatiku,
saat menghafal rasa takut tertuat dalam benakku.
Bel
tanda sekolah sorepun telah terdengar, semua anak-anak menuju kelas
masing-masing. Aku bergegas masuk kelas dan membaca buku kecil yang ku pegang
tadi.
Sebelum jam pelajaran dimulai, kami
memang membiasakan untuk membaca imrithi dari bab awal hingga akhir, namun aku
hanya membaca hafalanku yang akan di setorkan nanti. Waktu muhafadhohpun telah
usai dengan di tandai lonceng 3 X.
anak-anak mengeluarkan buku dan kitab sedangkan aku hanya membaca-baca buku
kecil ditangganku.
“cah,
pak anam gak rawoh” ketua kelasku mengumumkannya
“beliau
kemana mbk, kok gak rawoh?”, Tanya seorang temanku
“beliau
tindaan ke malang”, terangnya
Rasa
senang menghampiriku, rasa takut lenyap dengan seketika sebab hari ini hafalan
akan ditunda minggu depan. Ku masukkan buku kecilku dalam saku, dan bergegas
kembali ke kamarku, sebab kebiasaan yang terjadi jika ustad/ustadz tidak masuk
siswa di perbolehkan pulang lebih awal.
Aku
pulang menuju kamarku dan segera melaksanakan aktivitas yang lain sebelum
sholat magrib tiba.
««« ««« «««
Angin malam berhembus kencang , rintikan
hujan semakin kencang dan pepohonan bergoyang seakan menari-nari mengikuti
alunan angin malam. Dinginya malam menusuk sampai ketulang yang menjadikan
semua santri terasa terhipnotis dengan suasana yang kelam ini.
“mbk intan”, panggilku
pelan . sabab aku takut mengganggu teman yang sudah terlelap dalam tidurnya,
malam ini hanya ada aku dan mbk intan dan suara hujan yang semakin deras, semua
pada tertidur dengan selimut masing-masing, mungkin karena hawanya yang sangat
mendukung untuk tidur lebih awal
“kanapa mil?”, sahutnya
sambilm memendang kearahku
“aku kangen banget mbk
sama keluargaku, sudah lama aku tidak bertemu mereka”, ceritaku padanya
“yang sabar ya mil,
Allah belum mempertemukan kamu dengan keluargamu, kalau sudah waktunya mesti
nanti ketemu, yang penting di sini kamu belajar dengan sungguh-sungguh jangan
sampai mengecewakan mereka yang jauh disana”, dengan berusaha menenangkan aku
“ iya sih, tapi
terkadang aku iri dengan anak-anak yang sedang di jenguk keluarganya “,
ceritaku lagi
“iy mbk tau, tapi kamu
harus mengerti merekakan rumahnya dekat makannya sering dijenguk, kamu
seharusnya bisa lebih sabar, semua yang kamu alami mesti ada hikmahnya”.
Aku menganggukkan
kepala pertanda aku paham sekali apa yang dikatakan oleh mbk intan.
Ku rebahkan kepalaku ke bantal yang
sejak tadi ada didekatku dan ku pakai
selimut yang telah aku tutupkan ke kaki, sembari memikirkan perkataan mbk intan
tadi. Tak sadar aku telah terlelap dalam tidurku.
««« ««« «««
Pagi
yang dingin ini, di tambah gerimis yang
tak kunjung henti menjadikan dinginnya angin membawa lelap tidurku, hingga tak
kusadari bahwa semua teman-tamanku telah terbangun dan beraktifvitas pagi ini.
Ia,
hari ini adalah hari jum’at yang mana hari ini adalah hari kebebasan bagiku dan
bagi semua santri, karena dihari ini semua kegiatan tidak aktif atau bisa di
bilang libur………………………………….,
“mil,
nanti keluar yuk temenin aku”, minta temanku isma
“kemana
mbk ?”, sahutku
“ke
pasar, mau kan?”, mintanya lagi
“oke,
tapi jangan sore-sore ya pulangnya, aku takut di takzir”. Kataku padanya
“sip
lah”, sahutnya sembari melanjutkan menyapu
Akupun
bergegas menyiapkan diri untuk menemani mbk isma, teman sekamarku.
Di
hari jum’at semua santri doperbolehkan keluar namun hanya di batasi mak 3 jam,
jika telat akan di takzir atau diberi sangsi membaca Al-qur’an di halaman kyai.
Aku menemani ia berbelanja, mengikuti
kemapun ia pergi. Sengaja aku tidak membeli sesuatu sebab jum’at lalu aku sudah
membeli semua kebutuhanku. Seusai belanja kami langsung kembali ke pondok.
Sesampainya di kamar ku rebahkan badan
ini sabab sinar matahari membuatku letih. Ku ambil segelas air sembari
meminumnya. Tak berapa lama terdengar suara sepiker yang berada tepat di depan
kamarku bordering, dan terdengar panggilan yang di tujukan padaku.
“PANGGILAN
YANG DITUJUKAN KEPADA MILA AURORA ZAKWA DARI BELILAS DI TUNGGU KELUARGANYA DI
RUANG TAMU”
Sontak
ku berdiri dan bertanya kapada isma yang sejak tadi duduk di depan pintu
“
mbk, itu panggilan untuk aku ya?”, meyakinkan apa yang ku dengar
“iya,
cepetan kesana”, mintanya
Aku bergegas berlari dengan hati yang
begitu penasaran, siapa yang dating menjengukku. Dengan hati yang sangat
gembira ku menuju ruang tamu. Dari kejauhan ku lihat, dan aku terkejut ternyata
pak andik yang hari ini menjengukku, pak andik ini adalah adik dari ibuku yang
juga masih bersaudara dengan mbk intan. Langsung ku hampiri beliau dan mencium
tangannya
“mil,
kemaren paklek di telfon ibu kamu, katanya kamu pengen di endangi, makannya
paklek kesini” terangnya.
Sontak
ku sedikit bingung, siapa yang bilang sama ibu masalah ini, karna aku memang
tidak pernah telfon. Mungkin mbk intan batinku, ya sudahlah yang penting aku
sudah di jenguk, kataku dalam hati.
“ia
paklek, mila pengen di endangi ibu dan
bapak dan juga pengen pulang ke rumah”, kataku dengan air mata menetes di pipi
“jangan
di arep-arep to nduk ibu dan bapak ki, merakakan jauh jadi ya belum bisa
ngendangi, nanti kalau mila sudah sekolah mesti bisa pulang dan ketemu ibu dan
bapak”, terangnya lagi
“tapi
mila kangen banget paklek, udah hamper 2 setengah tahun gak ketemu ibu dan
bapak”, dengan nada pelan sambil mengusap air mata
“yang
sabar ya nduk,itu ujian bagi kamu, yang penting sekolahnya yang serius dan
jangan terlalu banyak ngarep-ngarep ibu dan bapak dating, kalau gak di
arep-arep mesti cepat menjalani hari-hari”, pesannya sambil terseyum meyakinkan
aku
“iya
paklek, ohiya ibu nitip sesuatu gak buat mila?” tanyaku dengan sedikit senyum
“oh
iya paklek lupa, ini ada titipan dari ibumu”, sembari memberikan selembaran
amplop putih
“y
udah ini paklek mau langsung pulang, takut di jalan hujan”, terangnya
“ia
paklek”, sembari mencium tangannya
Hari ini
langit tak bersahabat, awan hitam terlihat di bentangan langit yang
luas. Ku bergegas menuju kamarku dengan membawa satu buah amplop berwarna
putih. Sesampainya dikamar hujan deras mengguyur pemukiman pondok kami hingga
malam menjelang. Ku duduk dengan melihat amplop putih yang ku bawa tadi dan
segera membukanya. Ku buka lembaran surat yang di atasnya tertuliskan namaku.
Kepada mila anakku
Yang ku sayangi
Asalamu’alaikum wr wb
Salam kangen
Sebelumnya ibu ucapkan “ salam sayang anakku”, maaf ya sudah hampir 2 tahun ini ibu belum bisa menjenguk kamu, sebenarnya ibu ingin sekali bertemu kamu namun keadaan yang tidak memungkinkan , ibu dan bapak terus bekerja keras agar bisa menyekolahkan kamu dan setelah kelulusan kamu bisa pulang. Kalau bapak dan ibu pulang bagaimana kiriman uang untuk kamu, kamarin juga bapak kamu sakit jadi bulan ini kiriman kamu agak telat. Kamu harus bisa berhamat jangan boros-boros karna bapak dan ibu jaga aka berusaha mencari uang untuk kiriman kamu.
Pesan ibu kamu harus belajar yang rajin, jangan nangis lagi kalau gak ada yang jenguk, yang terpenting kamu lulus sekolah biar bisa pulang, Ingat selalu pesan ibu ya, ibu dan bapak mengharapkan kamu jadi anak yang sholehah yar kelak bisa sukses. Ibu dan bapak sayang sama kamu……………………,
Salam kangen Ibundamu
Asalamu’alaikum wr wb
Salam kangen
Sebelumnya ibu ucapkan “ salam sayang anakku”, maaf ya sudah hampir 2 tahun ini ibu belum bisa menjenguk kamu, sebenarnya ibu ingin sekali bertemu kamu namun keadaan yang tidak memungkinkan , ibu dan bapak terus bekerja keras agar bisa menyekolahkan kamu dan setelah kelulusan kamu bisa pulang. Kalau bapak dan ibu pulang bagaimana kiriman uang untuk kamu, kamarin juga bapak kamu sakit jadi bulan ini kiriman kamu agak telat. Kamu harus bisa berhamat jangan boros-boros karna bapak dan ibu jaga aka berusaha mencari uang untuk kiriman kamu.
Pesan ibu kamu harus belajar yang rajin, jangan nangis lagi kalau gak ada yang jenguk, yang terpenting kamu lulus sekolah biar bisa pulang, Ingat selalu pesan ibu ya, ibu dan bapak mengharapkan kamu jadi anak yang sholehah yar kelak bisa sukses. Ibu dan bapak sayang sama kamu……………………,
Salam kangen Ibundamu
Seusai membaca tak kuasa air mata ini
berlinang, batinku menjerit merasa bersalah. Mengapa aku selalu mengharap
kadatangan orang tuaku yang jauh disana, tanpa memikirkan keadaan mereka
dirumah. Rumahku yang begitu jauh dan hanya bisa ditempuh perjalanan selama 5
hari, tak pernah terfikirkan olehku bahwa uang yang harus dikeluarkan begitu
besar.
“maafkan
aku ibu, bapak karna aku begitu egois, hanya memikirkan kehendakku sendiri”
Ku
lipat dan ku simpan surat itu, sembari mengusap air mataku.
««« ««« «««
Pagi harinya kegiatanpun aku lalui
dengan semangat, tak ada lagi keluhan dan tangisan ku karna tak pernah di
jenguk. Semenjak ku baca surat itu ku mantapkan niatku di pondok ini untuk
meraih cita-cita, aku ingin sekali membanggakan ke dua orang tuaku.
Hari berganti hari, bulan telah berganti
bulan dan tahunpun telah berganti. Tak terasa 3 tahun ku habiskan waktuku di
pondok ini, banyak ilmu yang ku dapat. Saat-saat penantianku telah ada di depan
mata, kamar ini, kursi ini dan teman-teman yang begitu banyak akan ku
tinggalkan.
“mil,
akhirnya semua telah usai, kelulusan kemarin akan menjadi kenangan indah kita”,
terdengar isma memagilku
“iya
mbk, aku akan membawa kelulusan ini untuk ibu dan bapak ku di rumah”, balasku
“kapan
rencana boyongan?, besok kita ambil izasah , jadi kita bileh langsung pulang”,
katanya lagi
“alhamdulilah”,
sembari ku tersenyum
“kok alhamdulilah, bukannya ngejawab”, dengan
wajah yang sedikit jengkel
Ku
tertawa sembari berkata “ iya mbk, aku pulangnya besok, aku ucap alhamdulilah
sebab akhirnya penantianku akan terlaksana juga, 3 tahun low aku menunggu
saat-saat ini”, candaku padanya
“kalau
besok pulang hati-hati ya di perjalanan, jangan lupa sama aku isma yang cantik
dan imut, dan salam sama keluarga kamu”, sembari tertawa lepas
“ih
narsis deh mbk isma, mesti aku salamkan mbk”, sembari berpelukan
Hari-hari ini ku lalui dengan
peking-peking atau disebit juga dengan mengepaki baju ketas, ku siapkan semua
barang-barang yang akan ku bawa pulang, hingga menjelang malam datang ku
berpamitan dengan semua teman-temanku termasuk juga ustadz ku.
Jantungku
berdetak kencang saat ku rebahkan badan ini,
tak sabar menunggu hari esok. Dan akhirnya ku tertidur lelap.
««« ««« «««
Kukuruyuk…………………kukuruyuk…………………..kukuruyuk…………………….
Sontak ku terbangun
mendengat suara itu, dank u bergegas
mandi dan merapikan semua barang bawaanku. Setelah selesai ku bergagas
menuju mobil TREVEL berwarna putih yang akan megantarkanku pulang.
“mil, ini izasah kamu
tadi aku ambilkan sekalian”, sembari memberikan izasah tertuliskan nama MILA
AURORA ZAKWA
“makasih ya mbk isma,
ini aku mau langsung pulang, salam sama teman-teman ya?”, sembari mencium
pipinya
“hati-hati ya”,
pesannya
Ku bergegas masuk ke dalam mobil yang
sejak pagi- pagi buta telah menungguku.
5 hari telah ku lewati,
perjalanan yang angat sangat melelahkan membuat badan ini tarasa hancur, namun
semua itu telah hilang saat aku telah sampai di tempat yang pernah
membesarkanku, tempat yang indah namun agak sadikit sunyi, mungkin karena hari
sudah malam jadi tak terlihat ada orang di tempat ini. Ku lihat dari kejauhan
ibu dan bapak telah menanti kehadiranku.
Setelah mobil berhenti, ke berlari mendekaki mereka dan mencium tangan mereka sembari memeluknya
dengan erat, dalam hati aku berkata “ aku tidak akan jauh dengan mereka lagi”.
Ku terasa dalam mimpi
saat ku menatap meraka, air mata kebahagian menetes di pipi, dan aku pun
sangat-sangat senang bisa berkumpul bersama mereka kembali.
Hari-hari ku jalani
dengan kebahagiaan yang tak pernah aku dapatkan dari mereka.
“terimakasih ya Allah
telah mempertemukan ku dengan keluargaku kembali”
Sekian